Kisah mujahid Bosnia


Inilah kisah perjuangan dari mujahiddin Bosnia yang membuatku meneteskan air mata. Kisah terbaik yang kutemui dalam ebook 'Biografi dan Karomah Syuhada Jihad Bosnia', yaitu kumpulan kisah-kisah para mujahid Bosnia dalam mendapatkan karunia syahid. Kisah dari ABU SAIF ASH-SHAHRANI AT-TAIFI dan ABU HAMAD AL-OTAIBI.Abu Saif Ash-Shahrani dan Abu Hamad Al-Otaibi, keduanya berasal dari Arab Saudi. Syahid dalam operasi untuk mempertahankan Byala-Bucha, sebuah desa muslim di dekat Travnik, Bosnia Tengah, melawan tentara Serbia pada tahun 1993. Mereka berumur dua puluh tahunan.

...

" Mereka saling mencintai di dunia ini, dan mereka saling mencintai di akhirat nanti."

Abu Saif adalah seorang tentara di Angkatan Darat Arab Saudi. Suatu hari ibunya melihat berita di televisi mengenai genocide (pembantaian) yang dilakukan terhadap muslim Bosnia. Saat melihat berita itu ia berkata pada anaknya, Abu Saif, “Anakku! Bangun dan pergilah! Lihat apa yang mereka lakukan, mereka memperkosa dan membunuh saudara-saudara kita. Bangun dan pergilah! Aku tidak mau melihatmu lagi!”

Abu Saif pergi ke Riyadh, dimana ia bertemu dengan Abu Hamad Al-Otaibi. Keduanya berangkat bersama ke Bosnia. Setelah perjalanan yang panjang dan menyulitkan, akhirnya mereka tiba di sebuah kamp mujahidin pada hari Rabu. Saat itu mereka telah menjadi teman baik. Dan seluruh mujahidin mengetahui betapa dalamnya cinta di antara mereka. Mereka menyelesaikan training dan akhirnya sampai di garis depan di desa Biala-Bucha pada hari rabu.

Abu Khalid Al-Qatari, seorang mujahidin dari Qatar menuturkan, pada malam pertama mereka garis depan, "Abu Hamad mendekatiku pada pukul satu tengah malam, lalu membangunkanku dan berkata,’ Abu Khalid, bangunlah! Shalat di waktu ini lebih baik dari dunia dan segala yang ada di dalamnya!’ Kemudian aku bangun dan pergi untuk mengambil wudhu. Saat aku kembali, aku tidak menemukannya. Kemudian aku memasuki sebuah ruangan kecil di sudut rumah dimana senjata-senjata disimpan dan saya melihat Abu Hamad berdoa sambil menangis, 'Allahumar zuqni yahadah, Allahumar zuqni Syahadah' (Ya Allah, berilah aku rizqi berupa mati syahid).

Abu Hamad pergi ke Bosnia meskipun ia menderita penyakit yang serius, yang

menyebabkannya kesakitan dan membuatnya terjaga di malam hari. Sebagian mujahidin
bahkan mendengarnya menangis dan memukul-mukul tembok di tengah malam karena
menahan rasa sakit. Namun Abu Hamad selalu menyempatkan membawakan air dari
sumur bagi saudaranya para mujahidin, meskipun saat itu bukan gilirannya.

Suatu hari orang-orang Serbia melancarkan serangan pada desa itu, sehingga mujahidin
keluar untuk menghadapi mereka. Abu Saif di berada di depan grup, sedangkan Abu Hamad
ada di belakang. Sebuah mortir 120 mm tiba-tiba datang dan meledak di dekat Abu Hamad. Pecahannya menghancurkan mulut dan tenggorokannya. Abu Hamad jatuh ke tanah, ia mengangkat jari telunjuk kanannya tiga kali, hingga Allah mengangkat ruhnya dari tubuhnya. Seluruh mujahidin sepakat untuk tidak memberitahukan kematian Abu Hamad pada Abu Saif, karena hal ini pasti akan membuatnya sangat sedih dan terpukul.

Saat Abu Saif bertemu para mujahidin lainnya setelah ledakan tersebut, ia mencari-cari Abu Hamad. Para mujahidin mengatakan bahwa Abu Hamad telah kembali ke desa itu, namun ia menitipkan senapan mesin PK-nya untuk Abu Saif. Abu Saif sangat gembira dan mengambil senapan itu. Dalam jalannya operasi, Abu Saif berada di garis depan, ia menewaskan banyak tentara Serbia dengan senapan PK tersebut hingga tertembak di dadanya.

Para mujahidin menjelaskan bahwa setelah tertembak Abu Saif masih tetap berjalan sejauh kira-kira dua puluh meter, ia memegang senapan mesinnya sambil melihat ke langit, dan berkata pada para mujahidin di sekitarnya, "Lihat, lihatlah ke langit! Lihatlah apa yang saya lihat!” (Maksudnya ia dapat melihat surga sesaat sebelum syahid, sebagaimana terjadi terhadap banyak syuhada sepanjang sejarah Islam). Para mujahidin menjawab, “Kami tidak dapat melihat apa-apa.” Para mujahidin terheran-heran melihat hal itu, kemudian tiba-tiba tembakan kedua mengenai kepalanya, setengah otaknya jatuh ke tanah, kemudian Abu Saif bersujud dengan masih memegang senapan PK milik Abu Hamad, sambil mengatakan "ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR!" Salah satu mujahidin berusaha untuk mengambil senapan PK yang dipegangnya, namun Abu Saif memegang senapan itu dengan erat, tidak mau melepaskannya hingga nyawanya meninggalkan tubuhnya.

Abu Saif dan Abu Hamad dikuburkan bersama dalam liang lahat yang sama pada hari
Rabu. Mereka seperti dua orang sahabat Nabi yang syahid dan dikuburkan bersama-sama
hingga Rasulullah SAW bersabda, " Mereka saling mencintai di dunia ini, dan mereka saling mencintai di akhirat nanti."

Sesungguhnya orang yang mati syahid akan memperoleh tujuh hal di sisi Allah:
Diampuni dosa-dosanya pada saat pertama kali menetes darahnya, melihat tempat
tinggalnya di surga, dikenakan padanya pakaian iman, diberi perlindungan dari siksa
kubur, aman dari ketakutan besar pada hari kiamat, diletakkan di atas kepalanya
mahkota keagungan, yang satu permata yaqut dari mahkota itu lebih baik daripada
dunia dan seisinya, serta dikawinkan dengan tujuh puluh dua orang istri dari
bidadari, dan dapat memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang karib kerabatnya.“
(Hadits Riwayat Ahmad dan Thabrani) ...




Zahid Rabbani / Akhirul Hijry

Komentar

  1. Salam persaudaraan sobat
    Semoga senantiasa menginspirasi yang lain :)

    BalasHapus

Posting Komentar

komentar